Jumat, 11 Maret 2016

Ada Apa Dengan Go-Jek

Sudah begitu lama tidak posting, postingan akhir-akhir ini selalu berkaitan dengan otomotif terus. Coba posting yang lain aja deh. Kali ini saya mencoba membahas tentang fenomena Ojek Online (Gojek, Grab, dll). Tapi saya mencoba akan membahas salah satunya yaitu Gojek, bahasan yang akan saya bahas bukan dari sisi customer atau penumpang yang akan saya bahas, tapi dari sisi pengemudi (driver).


Mungkin sudah banyak yang review tentang Gojek. Ada beberapa pertanyaan dari penumpang yang sering kali ditanyakan.

1. Driver Go-Jek jarang bahkan tidak mau mengambil order penumpang di atas 15-25 km
Jarak terjauh para driver Go-Jek dalam mengantar para konsumennya yakni 25 km. Terkadang selagi order, para penumpang selalu kesulitan untuk mendapat driver Go-Jek yang ingin mengantar ketempat tujuan yang diinginkannya. Alasan menolak penumpang yang ingin memakai jasanya untuk berpergian jauh, di akibatkan dengan tarif yang diberikan oleh manajemen Gojek kepada para drivernya terus menurun, sehingga driver menolak mengambil jarak yang jauh. Mereka lebih berpikir, lebih baik mengambil jarak 0-6 km saja, alasan yang mereka anggap cukup logis. Karena perlu diketahui, manajemen Gojek tercatat telah beberapa kali menurunkan komisi para driver. Dengan alasan untuk kesinambungan perusahaan. Sehinggga cukup membuat resah para driver. Apakah keuangan di GoJek sudah menipis? Sehingga komisi para driver terus menurun.

2. Lama menunggu jika ingin order Go-Jek
Para pengguna layanan jasa Go-Jek terkadang sulit bahkan perlu menunggu puluhan menit jika ingin mendapatkan driver yang ingin mengantar mereka ke tempat tujuan. Padahal, banyak dari driver Go-Jek yang mangkal disekitar perkantoran di Jakarta seperti kawasan Senayan City. Apalagi saat prime time. Mungkin alasan yang banyak di pakai oleh driver adalah, macet dan jaraknya cukup jauh.

3. Keuangan yang tidak transparan
Banyak driver yang mengeluhkan tentang cicilan yang tidak transparan yang diberikan manajemen kepada drivernya. Dari cicilan handphone, jaket, dan Helm.

Di mulai dari handphone
Pada poin tersebut diatas tertulis bahwa HP dicicil selama 25 minggu dengan potongan setiap minggunya adalah Rp.20.000 Namun pada kenyataannya sekarang, pemotongan diakukan setiap hari dengan jumlah potongan per hari Rp.8000 jika dikalkulasikan selama 5 hari kerja sebesar Rp. 40.000. Cicilan pun berbeda-beda tergantung jenis handphone nya. Dan itu pun ketika sewaktu training, cicilan dikenakan selama 98x cicilan. Tetapi kenyataannya, banyak yang melebihi dari 98x cicilan tersebut. Dan apabila driver resign, maka handphone harus di kembalikan.

Jaket dan Helm
Kemudian untuk jaket tertulis bahwa Jaket dan Helm merupakan barang yang di pinjamkan oleh perusahaan kepada driver, apabila hilang atau rusak maka driver menggantinya. Namun sekarang ini Gojek sepertinya melanggar perjanjian sendiri dengan memberlakukan cicilan terhadap Helm dan Jaket Gojek. Besaran cicilan kalau tidak salah Rp.9000 per minggu nya. dan apabila resign dari Gojek Jaket dan Helm ini harus dikembalikan meskipun para driver sudah mencicilnya. Sangat bertentangan dengan yang tercantum.


4. Bukanlah "Karya Anak Bangsa" lagi
Gojek sejak kemunculan pertama kalinya, selalu menggembor-gemborkan tagline "Karya Anak Bangsa". Akan tetapi sekarang tagline itu sudah tidak berlaku lagi. Karena baru-baru ini, Gojek merekrut programer programer dari Bollywood. Di dasari aplikasi yang sering error, Gojek malah merekrut dari India. Apakah tidak ada ada programmer yang terbaik di Indonesia ? Terkesan Gojek meremehkan, sehingga programmer India lebih baik dari negeri sendiri. "Banyak programer kita yang ingin bergabung ke Go-Jek karena ingin belajar dari programer India yang kami rekrut," kata Nadiem.

Mungkin itu sedikit permasalahan yang ada, sebenarnya masih banyak permasalahan yang bisa dijabarkan. Mungkin pada artikel selanjutnya. Semoga Gojek bisa berbenah lagi. Dengan mensejahterakan para driver, manajemen, dan konsumen. Kalau seperti ini terus, bukanlah tidak mungkin Gojek akan seperti bom waktu.

Senin, 20 April 2015

CB150R Rasa Fastron Diesel. Feel It!

Akhirnya bisa ngereview lagi hasil penggunaan oli HDEO atau oli diesel di motor kesayangan ane. Setelah mencapai jarak tempuh ± 2.050 km. Selesai sudah masa bakti oli Meditran SX. Yakin oli jenis ini memang klop di motor ane CB150R mesin flat tapped. Banyak yang agak ragu oli jenis diesel agak kurang cocok untuk mesin CB150R, karena karakter mesin yang agak berbeda. Tapi kalo belum coba, who knows?

Bay Max ketika menggunakan MSX
Hmmm, saya akan coba untuk tetap memakai oli jenis ini. Tapi bisa dikatakan naik level. Setelah mempertimbangkan, akhirnya pilihan jatuh ke Pertamina Fastron Diesel SAE 15w-40. Banyak yang merekomendasikan oli ini. Karena jika dilihat dari datasheet yang dikeluarkan oleh Pertamina, oli ini di atas Meditran SX.


Tapi kenapa tidak melanjutkan MSX yang kalo dianalogikan sudah klop. Wong namanya orang pasti ingin mencari pelumas yang memberikan perlindungan terbaik. Kekhawatiran efek oli HDEO terhadap motor dengan kopling basah yang akan membuat slip kopling, oli mengental yang katanya oli diesel itu lebih kental pada kenyataannya tidak terbukti di Bay Max, pantas saja jika oli jenis HDEO dilabeli dengan spesifikasi Long Drain Interval karena memang terbukti nyaman digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama ketimbang oli MCO (Oli Motor).

Fastron Diesel 15w-40

Akhirnya dapet nih oli di salah satu swalayan di Jakarta dengan harga 70rb, cukup mahal mengingat het nya cum 65-68rb saja. Tapi tak apalah. Ketika ingin di drain oli MSX belum mengalami penurunan dari segi performa, padahal sewaktu masih memakai oli motor, di km ±1500 aja rasanya mesin sudah terdengar kasar dan tarikan seakan letoy. Justru oli ini semakin lama bukannya semakin loyo tapi semakin enak.
Proses drain oli MSX
Akhirnya setelah di tap, ternyata dalam perjalanan ±2.050 km, oli mengalami penyusutan volume sekitar ±200-250ml. Di hitung dari ada oli yang sedikit tumpah ketika proses pergantian, maklum belajar untuk ganti oli sendiri.
Sisa oli MSX dari 1 liter, tinggal 750-800ml
Akhirnya setelah oli MSX benar2 sudah keluar semua, di tuanglah dengan keyakinan hati. Semoga oli ini bisa memenuhi ekspetasi yang saya harapkan. Bisa di atas dari MSX segalanya.


Setelah oli PFD nyemplung, motor kemudian di sela/di engkol untuk beberapa saat. Agar oli benar2 bisa merata. Lalu kemudian di hidupkan, entah ini hanya perasaan saya. Suara mesin agak terdengar sedikit kasar dari oli sebelumnya, tetapi setelah saya coba untuk riding keliling komplek. Performa bisa dikatakan lebih enak. Mungkin itu dulu, tetap saya akan update penggunaan oli divergent ini.

Salam Divergent Oil.... Be smart riders, try it. Feel the diference...

Minggu, 05 April 2015

Review Oli Divergent di CB150R. Part 2

Akhirnya kesampean juga melanjutkan artikel yang sebelumnya (bisa dilihat disini), nah setelah Bay-Max di cekokin oli HDEO buatan Pertamina Meditran SX atau MSX, awalnya ane sempat ragu kuat gak nih motor untuk dibawa riding jauh. Tapi mengingat performanya yang cukup meyakinkan, akhirnya meyakinkan diri bahwa ni oli mampu untuk melumasi seluruh mesin hingga bagian yang terkecil

Tepat pada hari Jum’at 3 April 2105, start dari rumah di Bekasi sekitar jam 07.00 WIB (Waktu Indonesia Bikers :-p). Dengan tujuan menjelajahi Jawa Tengah sekalian pulang kampung :-p . Adapun trek yang akan dilalui adalah via Subang-Cirebon-Purbalinga-Wonosobo-Magelang-Yogya dan berakhir di Kebumen, alasan memilih jalur ini dikarenakan ingin mencoba hal baru (biasanya sih kalau ke daerah Jawa Tengah, jalur yang di lalui kalo nggak jalur pantura atau selatan via Bandung).
Rencana Perjalanan

Back to topic, isi bahan bakar dulu di Sh**l samping Mega Mall Bekasi. Nah sepanjang perjalanan Alhamdullilah tidak menemui kendala. Ujian pertama dilalui ketika melewati terminal Cikarang yang jalannya lumayan agak tersendat, mesinpun tidak menunjukan adanya kepanasan yang berarti. Lalu diteruskan arah Cikampek, di sini jalan agak tersendat tapi sama dengan sebelumnya, hal ini mudah diatasi. Sesampainya di daerah Kalijati Subang, di sini motor kembali di beri cobaan untuk kesekian kalinya. Trek yang berliku-liku, naik turun, serta jalan yang tidak mulus mencoba saya untuk tetap antisipasi selama riding. Akhirnya setelah 1,5 – 2 jam berkendara sampai di salah satu SPBU untuk rest sejenak sambil sarapan siomay buatan penduduk lokal. Sambil mengecek si Bay-Max.
Rest @Kalijati Subang, makan somay dulu

Perjalanan lalu dilanjutkan menuju Cirebon via jalur Majalengka. Tepat sebelum shalat jum’at di daerah Indramayu, trouble di motor terjadi juga. Lampu tambahan Cree, copot kacanya hingga jatuh yang mengakibatkan sebagian kacanya retak dan pecah (mungkin karena kendor).
Kaca lampu cree U3 pecah

Setelah selesai shalat Jum’at di daerah Ds. Sanca Indramayu, lalu melanjutkan perjalanan menjuju Cirebon. Sesampainya di daerah Cirebon, cuaca mulai berubah yang awal gerimis hingga hujan lebat. Cuaca tetap bertahan hingga sampai di perbatasan memasuki Purbalingga.
Hujan besar, rest dulu di Pejagan

Rest 1 malam di salah satu teman anggota klub CB150R di Purbalingga. Setelah istirahat, perjalanan dilanjutkan pagi hari, menuju Wonosobo. Perjalanan menuju Wonosobo, dengan menembus bukit dengan trek naik turun berliku-liku cukup mudah diatasi, dengan shifting gear yang cukup empuk. Bahwa pelumas dengan baik melumasi. Sesampainya disana, saya sudah di jemput oleh anggota dari salah dari anggota klub CB150R Wonosobo. Niat ingin mampir ke Dieng, akan tetapi kondisi di sana benar2 macet dan tidak bisa dilalui. Sampai di Wonosobo, gak afdhol kalo gak nyoba Mie Ongklok. Setelah itu cek kembali kondisi motor dan oli apakah mengalami penguapan atau tidak. Perjalanan kembali dilanjutkan menuju Magelang pukul 13.30, rute pun sama dengan bukit yang berliku2, entah kenapa kinerja motor semakin asyik, gak ada yang nama nya down. Mungkin inilah karakter mesin Honda, semakin panas semakin asyik dan didukung pula oli yang sesuai dengan type mesin DOHC Flat tappet overbore. Sesampainya di Magelang sekitar jam 4 sore, kali ini ketua dari CB150R Magelang yang menyambut dan mengizinkan untuk istirahat di rumahnya. Malampun tiba sudah saatnya saya pamit menuju tujuan selanjutnya “Yogya... Yogya... Yogya...”. Oke, langsung saja, start dari kota Borobudur selepas adzan Isya, baru saja beberapa menit riding, hujan langsung mengguyur. Tepat pula saya bertemu dengan rombongan Komunitas Motor Box Magelang yang akan menuju ke acara anniv salah satu klub motor di kota tersebut. Setelah hujan mereda perjalanan pun dilanjutkan. Jalur lurus pun tersaji, iseng2 betot gas dengan mengurut perlahan, mengingat jalan masih agak basah akibat hujan. Raihan topspeed cuma dapat 126kpj. Sesampainya di Kota Pelajar, kota Gudeg, kota apalah-apalah namanya. Misi benar2 berhasil, gak nyangka perjalanan ± km berhasil dilalui. Motor alhamdulillah tidak menemui trouble yang serius, pelumas juga sanggup melumasi. Saatnya having fun di kota ini, sebelum akhirnya esok pulang ke kampung halaman di Kebumen.

Salah satu suasana di kopdar CB150R Jogja

Setelah bermalam di Yogyakarta, esoknya menuju ke kampung halaman. Tapi rasanya tidak lengkap kalau tidak membeli oleh2 khas dari kota ini. Beberapa panganan seperti bakpia, rasanya cukup untuk mewakili. Perjalananpun kembali dilanjutkan tepat pukul 13.00, cuaca yang sangat terik dan panas sepertinya bakal cukup menguras energi dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 2 jam. Alhamdulillah sepanjang perjalanan tidak menemui kendala apapun, sehingga tepat pukul 15.20 sampai di kampung halaman di Kutowinangun Kebumen.Kondisi motor benar2 dekil habis, efek cuaca dan debu selama perjalanan. Perjalanan yang benar-benar menguras energi baik rider ataupun motor.

Oia dalam hal ini, selama perjalananan dari Bekasi sampai Kebumen, oli benar-benar mampu menunjukan kinerjanya. Tidak ada gejala slip kopling atau apalah apalah. Betotan gas pun, enak apalagi di trek lurus. Shifiting gear ceklak-ceklok tidak ditemui, yang ada hanya smooth. Mesin panas hingga menjalar ke paha juga tidak di temui.
Eksis di depan rumah @Kutowinangun, Kebumen

Rabu, 01 April 2015

Review Oli Divergent di CB150R. Part 1

Holala, akhirnya masih diberi kesempatan untuk ngeblog lagi. Setelah lumayan agak lama juga. Kali ini ane mau ngereview oli divergent (ngutip kata2 kang kobay). Setelah sebelumnya di artikel ini, ane memberanikan diri.


Langsung aja gak pake lama, takutnya lumutan. Hehehe. Nah waktu awal-awal nih oli (Meditran SX atau MSX) belum terasa banget perbedaannya. Akhirnya baru memasuki kilometer ke 100, oli ini mulai menunjukkan performanya. Getaran di motor mulai berkurang jadi lebih nyaman pas lagi riding, terus shifting gear dan tarikan di mesin nya juga smooth, mungkin efek viksositas yang 15w-40. Nah apalagi ketika pas kondisi macet-macetan. Kipas radiator jarang berputar, awalnya ane kira nih kipas error atau ada masalah. Ternyata ni oli memang mampu meredam panas. Yang biasanya waktu ane hadapi hal yang serupa, hawa panas di mesin udah mulai terasa di daerah paha, tapi sekarang gak ada lagi, bahkan bisa di bilang adem ayem aja.
Si BayMax

Bahkan di luar ekspektasi saya, konsumsi bbm malah jadi irit. Entah ini hanya sugesti atau feel ane. Sebelumnya konsumsi bbm di kisaran 1:32-33 km/liter, sekarang bisa 1:36-37 km/liter. Lumayan irit lah untuk motor CB150R ane dengan style touring.

 
Komparasi penggunaan sebelum dan sesudah menggunakan oli divergent per 21 Maret 2015
                Nah mulai memasuki sekitar  km 600-an, ane penasaran gimana kalau nih oli di jajal untuk keluar kota (touring). Kebetulan dapet jatah libur kerja selama 4 hari dari tanggal 3-6 April 2015. Akhirnya ane gak sia-siain. Planning tempat tujuan akhirnya dengan tujuan kampung halaman di Kebumen Jawa Tengah, dengan Rute keberangkatan Bekasi – Subang – Cirebon – Purbalingga - Wonosobo - Magelang -Yogya - Kebumen.

                Bagaimana impresinya ketika di jajal di luar kota? Apakah performanya menurun? Atau tetap bahkan naik? Di tunggu di artikel selanjut nya. Salam Divergent !

Sabtu, 21 Maret 2015

Mencoba Oli Diesel di Motor Harian

Selamat siang brader 'n sista. Udah lama banget nih nggak nge-blog mungkin hampir 3 tahun. Lumayan juga ya. Kali ini mau nge-review salah satu jenis oli yang lagi jadi trending topic saat ini di dunia fesbuk dan blogsphere. Apalagi kalau bukan jenis PCMO/HDEO.


Awal mula tersesat di jalan yang lurus (halah...) melihat di blog-blog tentang pro-kontra penggunaan jenis oli ini. Akhir setelah di telusuri mulai dari salah satu thread di Kaskus - Penggunaan Oli Mobil (PCMO/HDEO) untuk Motor -, terus di facebook juga ada Long Drain Interval Community on Facebook dan HDEO/PCMO on Motorcycle - Kaskus. Sebelum review lebih jauh, ane coba jelasin menurut ilmu sotoy ane, apa itu oli HDEO dan PCMO. HDEO adalah oli Heavy Duty Engine Oil (Oli mesin tugas berat) yang biasanya merupakan mesin diesel, namun bisa juga digunakan untuk mesin bensin, sedangkan PCMO adalah Passenger Car Motor Oil (Oli mesin kendaraan penumpang) yang biasanya menggunakan mesin bensin, tapi ada juga yg bisa digunakan untuk kendaraan penumpang bermesin diesel.

Akhirnya memantapkan diri menggunakan oli diesel. Gak peduli orang-orang mau ngomong apa. Kalo pepatah bahasa Rusia nya "Motor Aing, Kumaha Aing" Setelah baca-baca akhirnya waktu untuk nyekokin Bay-Max (CB150R) ane. Langsung aja jauh-jauh dari Bekasi berburu oli diesel di toko oli terlengkap Toda Kelapa Gading. 

Di dalam toko, puluhan jenis merk oli terhampar, alhasil lansung menuju tempat khusus oli diesel. Langsung cari oli yang sesuai, dapetlah oli Meditran SX untuk tahap flushing/pembersihan/penyesuaian atau apalah. Langsung tebus dengan harga Rp 51.000,-. Oli yang mempunyai spek Api Donut, API Service CH-4/SL 15w-40, di cekokin ke BayMax
Gambar, dari mbah gugel :D
Untuk impresi awal, hmm sepertinya belum ada perubahan. Mungkin masih tahap penyesuaian, selanjutnya di post berikutnya.Oh iya, ini baru proses flush/penyesuaian/pembersihan pertama. Untuk membersihkan kotoran yg menempel di mesin, jadi tiap 500km kondisi oli harus dicek. Proses ini idealnya dilakukan 2x, tapi karena BayMax rutin ganti oli, dengan interval maksimal per-2000km, cukuplah 1 x (sotoy banged yaks ? Padahal Baymax baru menempuh +/- 23rb km.

Untuk review oli HDEO ini nyusul ya, pemakaian baru masuk 30 km.






Jumat, 09 Desember 2011

Siapakah Malaikat Itu?

Suatu ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang diturunkan, Dia bertanya kepada TUHAN yang menciptakannya:


Bayi : “para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah

Tuhan : “aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu

Bayi : “tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia

Tuhan : “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia

Bayi : “dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?

Tuhan : “malaikatmu akan mengajarkan, bagaimana cara kamu berdoa

Bayi : “saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya ?

Tuhan : “malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun

Bayi : “tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi !

Tuhan : “malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu. Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya

Bayi : “TUHAN, jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti ?

Tuhan : “kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu…"IBU" "

Cukup Seujung Kuku


Ada seorang istri memberikan tantangan kepada suaminya untuk hidup tanpa dirinya. Dia minta kepada suaminya untuk tidak ada komunikasi sama sekali di antara mereka selama sehari, sehari saja.

Si istri berkata kepada suaminya itu,
"Bila kamu bisa melewati itu, aku akan mencintaimu selamanya".

Dan sang suami pun setuju. Dia tidak sms / telpon istrinya seharian, apalagi bertemu. Tanpa dia ketahui bahwa sebenarnya istrinya hanya memiliki sisa waktu 24 jam saja untuk hidup, karena dia terkena kanker, kronis dan ajal akan menjemputnya sebentar lagi.

Keesokan harinya sang suami itu pulang ke rumah dan apa yg terjadi? Air matanya pun tak terbendung menetes melihat istrinya sudah terbaring kaku dengan surat di tangan yang bertuliskan.

Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu setiap hari..?? Mulai dari sekarang..?

I LOVE YOU.."

Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah :
1. Jangan Cintai Seseorang Setinggi Langit Karena Langit Bisa Runtuh.
2. Jangan Cintai Seseorang Sedalam Lautan Karena Lautan Bisa Surut.
3. Jangan Cintai Seseorang Sebesar Dunia Karena Dunia Bisa Hancur.
4. Cukup Cintai Seseorang Seujung Kuku, Walau Kecil, Walau Selalu Dipotong, Ia Akan Selalu Tumbuh dan tumbuh.

Guys, don't ever lost contact with someone you love, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that..
Even a single "hi" or a "good night, Before you know that someone is no longer there to live.

Image and video hosting by TinyPic

Jangan Abaikan Kitab Kuning!

Salah satu sumbangan pemikiran intelektual Islam adalah diaktualisasikan lewat beberapa kitab-kitab klasik, kalau dalam dunia pesantren disebut juga dengan kitab kuning, baik dalam masalah fiqih, tafsir, ahlak, tasyawuf yang bertujuan untuk memberikan dan memperkaya kazanah keilmuan Islam. Kitab-kitab kuning banyak dikarang oleh ulama-ulama yang handal dan diakuai akan eksistensi keilmuanya, di antaranya ulama-ulama mazhab yang pemikiranya memberikan khazanah kilmuan dalam bidag hukum (fiqih madzhab). Dengan adanya kitab kitab-kitab yang di karang oleh beberapa ulama mazhab kita akan mengetahui bagaiman di anatara mereka saling berargumentasi dalam masalah hukum, sehingga hal ini dimungkinkan adanya perbedaan suatu pendapat karena jalan pemikiran dan jalan istimbath hukum mereka berbeda-beda, akan tetapi perbedaa pendapat dalam kalangan ulama mazhab hanya sebatas pada ruang lingkup furu’iyah dalm artian pembahasan belum ditetapkan secara pasti dalam al-Qur'an dan hadits, walupun sudah ditetapkan dalam al-Qur’an dan hadis akan tetapi penunjukan maksud dan maknanya kurang jelas (musyabihat) perlu adanya penafsiran ulang secara matang dan inten. Oleh karena itu, pemahaman dan pemikiran ulama-ulama mazhab atau mufassirin tersebut tentang ayat musyabihat berbeda-beda, sehingga muncul hukum dan pemahan yang berbeda-berbeda pula. Ada juga ulama yang mengarang kitab akidah, ahlak, tasyawuf, semua itu adalah semata-mata untuk memberikan pengetuan yang mendalam bagi para penerus perjuangan Islam nantinya.


Dengan adanya kitab-kitab kuning, kita bisa mengetahui banyak hal, guna untuk mengkajian lebih dalam wacana dan keilmuan Islam, karena pada dasarnya semua bidang yang menyangkut hukum Islam sudak termuat dalam berbagai kitab-kitab kuning yang dikarang oleh ulama-ulama terdahulu, kita hanya tinggal menelaah dan mengkaji di antara kitab-kitab tersebut dan mengambil pendapat yang paling sahih yang tentunya relevan dengan konteks saat ini. Oleh sebab itu pesantren sebagai basis genarasi intelektual Islam selalu mengkaji kitab-kitab kuning sebagai rujukan utama dalam menaggapi masalah hukum Islam, oleh karenanya santri-santri yang berdomisili di pesantren diwajibkan mampu membaca serta memahami kitab-kitab kuning sebagai landasan awal untuk memahami sebuah kehidupan yang syarat akan suatu hukum baik masalah ubudiyah maupun muamalah. Tentunya para santri tidak akan bisa memahami sebuah filosofi dan penafsiran hukum apabila mereka tidak mengacu pada kitab-kitab kuning yang telah dikembangkan oleh beberapa ulama pada abad terdahulu, karena di dalam kitab kuning banyak nilai dan muatan-muatan keilmuan yang sanggat beragam. Di samping itu juga kitab kuning merupkaan salah satu sumber inspirasi akan adanya ijtihad yang baru dalam menentukan dan menghadapi fenomena hukum dan sosial yang berkembang pada masyarakat saat ini. Mungkin dari sisnilah kitab-kitab kuning merupakan salah satu warisan kekayaan intelektual Islam pada abad terdahulu, sedangkan tugas kita (para santri) adalah mengkaji, memahami, serta mengembangkan apa yang telah ditanamkan pada dirinya dan mampu mengaktualisasikan lewat tulisan-tulisan dan pemikiran-pemikiran yang baru.

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=1572443287346
Image and video hosting by TinyPic

Rabu, 07 Desember 2011

Mencari Cinta


Suatu hari Aristoteles bertanya pada gurunya. "Bagaimana cara mendapatkan CINTA…??"

Kemudian gurunya menjawab, "Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas, petik-lah satu bunga yang terindah menurut kamu dan jangan pernah berbalik ke belakang !"

Aristoteles pun melakukannya dan kembali dengan tangan hampa.

Gurunya bertanya “Mana bunganya…?

Aristoteles menjawab “Saya tidak bisa mendapatkannya…! Sebenarnya saya sudah menemukannya, tapi saya berpikir kalau di depan pasti ada yang lebih bagus lagi dan ketika saya sampai di ujung taman. Saya baru sadar bahwa yang saya temui pertama tadi adalah yang paling terbaik, tapi saya tidak bisa kembali lagi ke belakang.

Gurunya pun berkata “Seperti itulah CINTA, sebenarnya kamu sudah menemukannya karena semakin kamu mencari yang terbaik maka kamu tidak akan pernah menemukannya."

"Dan ketika Cinta telah pergi kamu akan merasa ada kekurangan tanpa dia."
"Di saat kamu menyesalinya pun percuma."
"Waktu terus berjalan."
"Perasaan seseorang terhadap kamu bisa datang dan pergi tanpa kamu tahu."
"Jangan pernah kamu sia-siakan CINTA yang ada di hatimu sekarang, karena waktu tak akan pernah kembali.
Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner
This Blog Is Protected and Registered.
Do not try to copy without the source.

myfreecopyright.com registered & protected